Senin, 19 Desember 2011

Wayang Kulit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.

Wayang kulit adalah salah satu kesenian tradisional khususnya jawa yang sudah diakui oleh bangsa sebagai budaya bangsa yang mana dalam pagelarannya mengandung unsur-unsur seni yang beragam antara lain :
- Seni Suara
 - Seni Tari
 - Seni Drama
 - dll

Saat ini seni tradisional yang masih bertahan adalah Wayang kulit sedangkan wayang orang, ketoprak, ludruk dan lainnya musnah seakan hidup segan mati tak mau.

Pemerintah dengan berbagai upaya meningkatkan dan menggalakkan kembali kesenian namun sampai saat ini belum mampu mendongkrak pementasan seni tradisional yang lainnya.

Minggu, 11 Desember 2011

Budaya Gotong Royong

Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dari jaman daulu kala hingga saat ini.Rasa kebersamaan ini muncul,karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untk meringankan beban yang sedang dipikul.Hanya di Indonesia,kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya.

Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh & kuat di segala lini.Tidak hanya dipedesaan bisa kita jumpai sikap gotong royong,melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita jumpai dengan mudah.Karena secara culture,budaya tersebut memang sudah di tanamkan sifat ini sejak kecil hingga dewasa.

 Karena ini merupakan salah satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari sabang hingga merauke,walaupun berbeda agama,suku & warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh.Inilah alah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia,di puja & puji oleh bangsa lain karena budayanya yang unik & penuh toleransi antar sesama manusia.
Bangsa kita sesungguhnya adalah bangsa yang mulia, bangsa yang saling menghargai, saling mencintai, memiliki toleransi tinggi, dan memiliki sifat bergotong royong.

Gotong royong dan sikap saling menghargai sesama manusia merupakan warisan nilai budaya tinggi. Dilihat dari maknanya, gotong royong adalah nilai kultural yang berasal dari bahasa Jawa, yakni pikul atau angkat, atau sesuatu yang harus dipikul dan diangkat bersama.

Gotong royong merupakan sifat dasar yang dimiliki bangsa Indonesia dan tidak dimiliki bangsa lain di dunia. Dengan mengedepankan sikap gotong royong, akan muncul sikap tolong-menolong kepada sesama.

Tolong-menolong digerakkan oleh asas timbal balik (reciprocity). Artinya, siapa yang pernah menolong, tentu dia akan menerima pertolongan balik dari pihak yang pernah ditolongnya.

Di sinilah muncul paham kekeluargaan. Sejak dahulu, dalam kehidupan masyarakat kita, terbina suasana religius, kerukunan, gotong royong, tolong-menolong tanpa pamrih, kekeluargaan, dan solidaritas antarsesama.

Walaupun di sisi lain masih ada sebagian warga yang bersifat individualistis, hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dikalangan masyarakat perkotaan Tradisi bergotong royong kini mulai memudar, kebanggaan pada karya bangsa sendiri semakin pupus, dan semangat memperjuangkan kepentingan bersama semakin susah didapat, Bahkan kejujuran semakin langka, sementara egoisme kelompok semakin mewabah, begitu pula penghianatan sesama saudara sebangsa bertambah hebat.

Kondisi yang memprihatinkan itu bukan hanya untuk sekedar diratapi dan disesali, karena itu harus berfikir dan berusaha mengubahnya. Untuk itu diperlukan kembali tumbuhnya sikap kepahlawanan dari siapapun untuk mau berusaha keras mengubah situasi dan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara agar bisa menjadi lebih baik dan sesuai dengan cita-cita kemerdekaan.

Keharmonisan budaya dan sikap masyarakat di masa dahulu berbeda dengan kehidupan modern saat ini, ketika budaya, sikap, dan tradisi tersebut terkikis, bahkan hilang dalam kehidupan bangsa kita.

Dari teori sosiologi, perubahan di Indonesia tidak merata, ada yang cepat ada juga yang lambat. sebagai perbandingannya adalah daerah Jawa dan Papua. seperti yang kita ketahui pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan sehingga masyarakatnya sudah mengalami perubahan menuju manusia modern yang segala aktifitasnya ditunjang oleh berbagai teknologi canggih. Sedangkan diPapua merupakan daerah yang penduduknya kebanyakan masih memegang teguh tradisinya dan jarang dijumpai peralatan teknologi disana, terutama didaerah pedalaman.

Terkadang kita menemukan bahwa pijakan kebenaran bukan lagi diukur dari budaya kita tapi barometernya ialah budaya barat. Sekarang mari kita mencoba berlayar di tepian budaya kita, agar tahu bahwa budaya ketimuran luar biasa mengagumkan, misalnya kegiatan Gotong royong, betapa indahnya ketika mereka berjejal-jejal menghampiri suatu tempat untuk melakukan kegiatan, mereka berkomunikasi dengan sangat akrabnya, saling bertukar fikiran, setelah itu mereka bersama-sama makan dengan lahapnya.

Selasa, 06 Desember 2011

Wisata Bukit Turgo

Alamat : Turgo, Purwabinangun, Pakem, Sleman

Terletak di Padukuhan Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten
Sleman, dan hanya berjarak 3 Km dari Dusun Kemiri dan akses jalan pun sudah memadai. Desa wisata ini memiliki : hutan pinus, kebun bambu, kebun anggrek, rumah bekas bencana awan panas, hutan bekas pemukiman, dan sebagainya. Letaknya yang berada di lereng merapi, membuat desa ini kaya wisata alam dan sesuai untuk dikunjungi sambil menikmati keindahan panorama gunung merapi. Di selatan lereng gunung merapi, terdapat gunung turgo semilir angin yang sejuk dengan kicauan burung yang akan membawa kita pada nuansa damai dan tentram. Tracking dengan melewati hutan merapi, kita dapat melihat puing sisa rumah yang terkena awan panas dari letusan gunung merapi pada tahun 1994 dan menikmati sungai boyong yang menjadi salah satu sungai yang dilewati material letusan gunung merapi. Flora dan fauna yang dapat ditemui disini, yaitu : hutan pinus, kebun bambu, dan berbagai jenis burung yang memecahkan kesunyian hutan dengan kicauannya. Home stay tersedia bagi wisatawan yang ingin menginap dengan daya tampung 100 orang. Suasana pedesaan, kesenian tradisional, dan membuat teh secara tradisional merupakan wisata lainnya yang ditawarkan oleh desa ini.
bukit-turgo
Suasana pedesaan yang sejuk dan masih alami

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi D.I Yogyakarta

Senin, 05 Desember 2011

Embung Kemiri

embung kemiri 01.jpg










 Kedaulatan Rakyat 4 Februari 2008
Sebuah objek wisata (obwis) baru bakal muncul di Sleman. Embung Kemiri di Desa Purwobinangun Pakem saat ini terus berbenah untuk bisa menjadi objek wisata yang menawarkan perkemahan, wisata air dan wisata pendidikan.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman (Disbudpar) Sleman Drs Dwi Supriyatno MS, agar bisa menjadi objek wisata handal, Embung Kemiri masih butuh banyak sentuhan. "Kalau dilikat dari lokasi dan potensi, embung ini memang sangat potensial dijadikan objek wisata baru. Namun beberapa pembenahan tetap dibutuhkan agar bisa dijual," ujarnya pada KR, Sabtu (2/2).
Lurah Desa Purwobinangun Suharno menuturkan, sebagai kawasan resapan air hujan dan kawasan penyedia air bagi kawasan di bawah, untuk jangka dekat tidak bisa hanya mengandalkan upaya reboisasi hutan dan kawasan yang gundul. Dengan demikian diperlukan upaya lain yang dapat menunjang fungsi kawasan. "Atas seizin Gubernur DIY melalui Bupati Sleman, pemerintah desa Purwobinangun menyediakan lahan kurang lebih 1 hektar untuk dibangun embung. Pembangunan Embung Kemiri telah dimulai sejak tahun anggaran 2006 oleh pemerintah dengan lokasi di Ledhok Tangkil. Dana yang telah dikucurkan sekitar Rp 2,7 miliar," ujarnya. 
Embung Kemiri tersebut, nantinya berfungsi sebagai penyimpan air sekaligus untuk irigasi pertanian serta penyedia air bersih bagi sebagian warga masyarakat Purwobinangun. Namun embung itu juga bisa dijadikan tempat perkemahan, arboretrum tanaman hutan serta objek wisata air dan wisata pendidikan.
Kalau pembangun Embung Kemiri selesai, lanjut Suharno, oleh masyarakat khususnya pemuda dan remaja bakal dimanfaatkan sebagai arena olah raga air. "Untuk menuju ke arah sana, kami telah bekerja sama dengan Pengurus Daerah Persatuan Olah Raga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) mempersiapkan atlet lokal Purwobinangun. Dan saat ini atlet tersebut telah mengikuti latihan," katanya.    


Embung Kemiri pada saat ini terabaikan (Sumber: KR,14-11-2011)
Embung Kemiri di Kratuan, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, sejak 2008 sampai sekarang kondisinya terbengkalai. Padahal sebagai salah satu embung di lereng selatan Gunung Merapi, embung Kemiri potensial sebagai penyuplai air di DIY.
Dari pantauan KR, Minggu (13/11), kondisi embung tampak kurang terawat. 

Keadaannya sangat berbeda dengan embung Tambakbayan di Kecamatan Depok, yang telah dikelola warga sekitar sebagai tempat rekreasi. Padahal embung Kemiri juga punya potensi serupa. Bahkan di tahun 2008 pernah diupayakan menjadi objek wisata baru yang cocok untuk wisata air dan wisata alam.
Permukaan air embung Kemiri sekarang ditumbuhi enceng gondok, sehingga menutupi seluruh penampakan air. Di sisi timur embung airnya bahkan surut, sehingga tumbuh rumput dan semak belukar. Dinding embung juga sudah tidak terawat dan ditumbuhi semak belukar.
”Sekarang tidak ada orang yang memancing lagi di embung ini. Selain memang ada pemasangan papan larangan memancing, ikannya juga sudah tidak banyak,” ujar Agus, warga Purwobinangun.
Kepala Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, Ir Widi Sutikno MSi, saat dikonfirmasi mengungkapkan, pengelolaan embung Kemiri merupakan kewenangan pusat, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak. Dana pembangunannya juga dibiayai APBN.
”Saya kurang tahu penyebab embung tersebut kini kurang terawat dan pembangunannya terhenti. Namun sebenarnya sayang kalau tidak dilanjutkan. Sebab embung itu sangat potensial sebagai penyuplai air yang cukup besar bagi DIY,” ujar Widi.
Berdasarkan catatan KR, ada 5 embung yang berada di Kecamatan Pakem, tiga di antaranya ada di Desa Purwobinangun. Selain embung Kemiri, dua lainnya yakni embung Karanggeneng dan embung Gatep. Sedangkan embung Jurangjero masuk wilayah Desa Harjobinangun, serta Tlogoputri di kawasan wisata Kaliurang, Desa Hargobinangun.    

  

Jumat, 02 Desember 2011

Produk Kerajinan Beton Non Pasir






Tidak ada bahan (material) yang ada di dunia ini yang tidak dapat dimanfaatkan. Setiap bahan pasti dapat dimanfaatkan asalkan sesuai dengan kelasnya. Berawal dari hal inilah maka Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM khususnya di Laboratorium Bahan Bangunan, beberapa tahun terakhir telah melakukan berbagai penelitian tentang  bahan dasar bangunan yaitu beton non pasir. Beton non pasir yang telah dikembangkan selama kurun 20 tahun ini telah disebarluaskan di beberapa wilayah seperti Kemiri Purwobinangun (Sleman), Purwoharjo (Kulon Progo), Pleret (Bantul), dan Planjan (Gunungkidul). Pengembangannya telah dilakukan oleh beberapa UKM maupun melalui mahasiswa KKN. Sebelum mulai banyak dikembangkan, beton non pasir juga telah melalui penelitian di laboratorium dan uji di lapangan. Ia mencontohkan pembuatan bata dari beton non pasir (Batagama) di Dusun Jambon, Bawuran, Pleret, Bantul, struktur beton non pasir bertulang untuk bangunan gapura di Dusun Kemiri dan Perumnas Condongcatur, buis beton sumur resapan, perkerasan jalan lingkungan dan barang kerajinan.
Beberapa kerajinan seperti pot, meja taman, asbak dll telah dikembangkan di Dusun Kemiri Purwobinangun Pakem. Bapak Poniman adalah salah satu perajin yang saat ini masih bertahan mengembangkan usaha kerajinan ini. kendala pada saat ini adalah dalam hal pemasaran. walaupun sudah sering dipamerkan dalam acara pameran potensi daerah namun itu belum cukup untuk mengenalkan produk kerajinan andalan dari Kemiri ini kepada masyarakat umum.
Mungkin dari anda ada yang berminat dengan produk kami bis amenghubungi  (Bp. Poniman) dengan alamat: Dusun Kemiri Rt.04 Rw.08 Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta. Telp ;02746578199

Salak Pondoh

Inilah salak pondoh yang sudah dipetik dari kebun di wilayah Kemiri terlihat segar dan menggiurkan lidah rasanya sudah tak sabar untuk mencicipi buah salak ini dan tentunya tidakkalah lezat dari slak yang ada di wilayah Turi maupun Nglumut.
Buah salak pondoh yang asli daging berwarna putih dan walaupun masih muda rasanya manis tidak terasa sepet .
Perkebunan salak yang dikelola secara baik banyak terdapat didaerah lereng gunung merapi .

Kamis, 01 Desember 2011

Kesenian "WAYANG WONG"


Wayang orang adalah salah satu kesenian yang sampai saat ini masih dilestarikan di Dusun Kemiri Purwobinangun Pakem walaupun intuk intensitas pertunjukan sudah muali menurun. Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut.
Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/ dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.




Rabu, 30 November 2011

Sekilas Tentang Kemiri

Kemiri merupakan salah satu Padukuhan yang ada di Sleman Yogyakarta tepatnya berada di Kecamatan pakem Desa Purwobinangun. Letak Kemiri hanya berjarak 9 km dari puncak Merapi berada pada ketinggian 900 M dpl sehingga memiliki hawa pegunungan yang sejuk dan dingin.
 Di sebelah utara, berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Merapi dan Dusun Wisata Turgo, di sebelah timur berbatasan dengan Sungai Boyong, di sebelah barat berbatasan dengan Dusun Ngepring, Dusun Kratuan dan Dusun Ngelosari, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Tawangrejo. Secara administratif, terbagi atas 3 wilayah RW dan 6 RT. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun terutama salak Pondoh Sleman dan tidak sedikit pula yang beternak (Sapi perah, kambing, ayam kampung, ayam potong)



Dusun Kemiri memiliki potensi kebudayan tradisional yang masih terus dilestarikan di antaranya Wayang Orang, Kethoprak, Karawitan, Jathilan, Angguk Kipas. Kearifan lokal pun masih tetap dipertahankan demi nilai-nilai luhur budaya (kenduri, tahlilan, sedekahan, wagenan, gotong royong, nyadran)

Bagian utara merupakan lereng gunung Merapi yang memiliki banyak potensi sumber air. Di lereng selatan Gunung Merapi terdapat dua buah bukit, yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian dari kawasan wisata Kaliurang yang sangat indah untuk dinikmati sebagai obyek fotografi.












Data Perangkat Dusun : 
Dukuh : Drs. Parjiyono
Ketua LPMD : Ir. Soeradiyono
Ketua PKK : Siti Arsiyah
Takmir : Kasdi Soemarto
Mbah kaum : Sudiharjo
Ketua Pemuda : Purnomo. Rhay
Ketua Rw.07 Muji Susanto, Rw.08 Dwjo Winarno, Rw.09 Kristiyanto
Ketua Rt.01 Sarwidi, Rt.02 Watono Raharjo, Rt.03 Supriyanto, Rt.04 Poniman, Rt.05 Sutarto, Rt.06 Widyo Raharjo
Ketua Grup Jathilan : Subardi (kore)
Ketua Grup Angguk : Muhadi Suwarno
Ketua Grup Kethoprak : .......?
Ketua Grup Wayang : .........?

Museum Gunung Api Merapi

Museum Gunung Api Merapi (MGM), yang digadang menjadi geo-wisata di DIY diharapkan menjadi wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunungapi, gempabumi, dan bencana alam lainnya.

 Lokasi MGM terletak di kawasan lereng Merapi, tepatnya di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Dari Dusun Kemiri menuju arah timur sejauh 2 Km.
Dengan luas bangunan sekitar 4,470 yang berdiri di atas tanah seluas 3,5 hektar, museum yang ke depan juga akan dilengkapi dengan taman, area parkir, dan plasa ini ingin dikenal masyarakat sebagai ‘Museum Gunungapi Merapi, Merapi Jendela Bumi’.
Museum Gunungapi ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan, penyebarluasan informasi aspek kegunungapian khususnya dan kebencanaan geologi lainnya yang bersifat rekreatif-edukatif untuk masyarakat luas dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman tentang aspek ilmiah, maupun sosial-budaya dan lain-lain yang berkaitan dengan gunungapi dan sumber kebencanaan geologi lainnya. Museum Gunungapi ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif sebagai sarana yang sangat penting dan potensial sebagai pusat layanan informasi kegunungapian dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat, serta sebagai media dalam meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat tentang manfaat dan ancaman bahaya letusan gunungapi serta bencana geologi lainnya.

Informasi yang disampaikan di museum gunungapi diantaranya:

1. Informasi ilmiah kegunungapian, kegempaan dan gerakan tanah yang merupakan proses dinamika geologi, dicerminkan diantaranya dalam informasi model pembentukan, mekanisme terbentuknya maupun proses-proses yang menyertainya.
2. Informasi fenomena gunungapi terbentuk sebagai hasil proses-proses geologi, yang tampil dipermukaan bumi diantaranya berupa bentang alam gunungapi, struktur geologi gunungapi, produk hasil letusan gunungapi, dan produk-produk hasil proses lainnya.
3. Informasi mitigasi bencana gunungapi, gempabumi, tsunami, gerakan tanah yang ditampilkan dalam bentuk informasi sistem monitoring, penelitian dan pengamatan, sistem peringatan dini, dan upaya mitigasi bencana diantaranya menyangkut sistem penyelamatan masyarakat terhadap ancaman bahaya letusan gunungapi, kegempaan dan gerakan tanah.
4. Informasi sumberdaya gunungapi, sebagai potensi yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat, pengembangan infra-struktur dan lainnya.
5. Informasi aspek sosial budaya diantaranya menyangkut kehidupan, budaya/tradisi, mitos dan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan dan keberadaan suatu gunungapi.

Gerakan Penghijauan Pasca Erpsi 2010

Dalam rangka mendorong semangat kebersamaan dan tekat yang kuat dari segenap unsur masyarakat untuk perbaikan lingkungan perlu dilakukan penanaman serentak sebagai langkah awal dimulainya kegiatan penanggulangan pemanasan global. Di Kabupaten Sleman acara pencanangan gerakan penghijauan Senin, 28 Nopember 2011 dengan gerakan penanaman di padukuhan Balong dan Gondang Umbulharjo Cangkringan dengan pertimbangan bahwa upaya konservasi perlu dilakukan  diwilayah resapan air bagian atas dari wilayah Kabupaten Sleman pasca erupsi Merapi, agar kebutuhan air masyarakat di wilayah Sleman, Kota Yogyakarta dan Bantul dapat terpenuhi dengan baik. 
Acara dihadiri pula oleh DANREM 072 Pamungkas Kol Kav Sumedy, SE., Ketua DPRD Sleman, Dandim, Kapolres, Kepala Dinas dan pejabat Sleman lainnya, kalangan swasta, Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa, kelompok tani, warga setempat dan didukung unsur TNI dan Polri. Acara dikemas dalam Gerakan Penghijauan dalam rangka Puncak Acara Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN)ke-51,  HUT KORPRI ke-40 dan Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon.
Danrem 072 Pamungkas mengatakan jajarannya telah menyiapkan 20 ribu tanaman untuk ditanam diwilayah Sleman khususnya lereng Merapi dan anggotanya telah siap untuk menanamnya bersama masyarakat untuk menghijaukan merapi dan diharapkan di lereng Merapi ini dapat menjadi sentra buah-buahan seperti durian, mangga, rambutan dll.
Bupati, Danrem, Kapolres, Dandim serta pejabat mengawali menanam pohon monumental yakni gayam, beringin, kenanga, kanthil, kepel dan sawo kecik dan juga dilakukan pelepasan burung, selanjutnya diikuti segenap eleman PNS, TNI, POLRI, Pelajar, masyarakat sekitar 1000  orang dengan menanam 6.170 batang tanaman meliputi mahoni, sengon, jati, jabon, mangga, rambutan, pete, durian dan akasia.
Dalam kesempatan ini Bupati Sleman mengatakan akibat erupsi Merapi merapi pada tahun 2010 yang lalu, di kawasan lereng Merapi telah kehilangan kawasan hutan seluas 840 ha hutan rakyat dan 1000 ha kawasan TNGM mengalami kerusakan. Hal ini sudah barang tentu sangat mempengaruhi kualitas lingkungan di Kabupaten Sleman pada khususnya dan DIY pada umumnya, terlebih Kabupaten Sleman merupakan hulu wilayah Prop DIY yang menjadi tumpuan sumber air bersih masyarakat DIY. Terlebih lagi pasca erupsi, kita kehilangan 20% tangkapan air di daerah resapan air. Melalui gerakan penghijauan yang dilakukan secara berkesinambungan diharapkan dapat mengembalikan hilangnya tangkapan air tersebut. Selain itu kebijakan untuk mengganti setiap pohon yang ditebang dengan menanam 10 pohon harus terus dilakukan. Regulasi ini diterapkan bagi siapa saja yang menebang pohon di area publik.
Pasca erupsi Merapi sebenarnya cukup tinggi kepedulian masyarakat untuk mengembalikan kehijauan lereng merapi. Begitu kawasan bencana  erupsi Merapi dapat dikunjungi Masyarakat pada akhir tahun 2010, begitu banyak masyarakat yang berkunjung ke kawasan daerah bencana membawa bibit dan bahkan banyak langsung melakukan penanaman tanpa memahami kondisi lahan yang akan ditanami. Akibatnya tidak sedikit  tanaman yang gagal untuk hidup. 
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat ataupun institusi yang melakukan gerakan penghijauan ataupun penanaman di lereng Merapi untuk selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan khususnya bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura. Selain agar pohon yang ditanam memiliki kesesuaian dengan kondisi lahan, juga agar penanaman dilakukan pada lahan yang benar-benar bisa ditanami. Terlebih lagi, belum semua lahan di wilayah lereng Merapi pasca erupsi ini siap ditanami dengan pohon-pohon.
Bupati menambahkan senang melihat orang banyak yang menanam pohon itu merupakan tindakan yang sangat baik untuk menghijaukan lereng Merapi namun akan lebih baik lagi bila ada orang yang memelihara pohon yang telah ditanam maupun melakukan pendampingan terhadap tanaman agar tumbuh lebih baik. Bila musim hujan dipelihara dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh disekelilingnya dan bila musim kemarau dengan melakukan penyiraman sehingga pohon yang ditanam lebih banyak yang hidup secara mandiri.

Pariwisata Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta, atau biasa disebut Jogja, adalah satu dari tempat-tempat pusat kebudayaan di Jawa. Terletak di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam pada sekitar abad 16 dan 17. Dari Kerajaan Mataram inilah kebudayaan tradisional Yogyakarta yang diketahui saat ini berasal. Propinsi ini memiliki karisma tertentu yang selalu mempesona setiap orang yang mengunjunginya.
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga merupakan daerah berpenduduk terpadat di Indonesia. Yogyakarta didirikan pada 1755, ketika terjadi pemisahan Kerajaan Mataram menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta (biasa disebut Solo oleh masyarakat Jawa). Kesenian gamelan, tari-tarian klasik dan modern Jawa, dan juga wayang kulit, adalah beberapa dari daya tarik budaya yang dimiliki oleh Yogyakarta, yang akan sulit dilupakan oleh mereka yang pernah menyaksikannya. Para perajinnya pun handal dalam seni batik, kerajinan perak, dan kulit.
Kraton adalah pusat kehidupan tradisional masyarakat Yogyakarta yang akrab disebut Jogja ini. Di dalam pesatnya modernisasi, Kraton Kesultanan Yogyakarta selalu membawa semangat perubahan dan pembaharuan bagi kebudayaan Yogyakarta selama berabad-abad. Disamping kesenian klasiknya, Kesenian kontemporer seakan menemukan lahan yang subur di dalam masyarakat Yogya yang berorientasi budaya. ASRI atau Akademi Seni Rupa Indonesia adalah pusat dari kesenian di propinsi ini. Akademi ini adalah tempat penting bagi perkembangan seni lukis modern di Indonesia, yang antara lain diwakili oleh almarhum Affandi, salah satu impresionis terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.
Terbentang dari Gunung Merapi ke Samudera Hindia, Jogja adalah gerbang utama menuju ke pusat Pulau Jawa. Akses udara, menuju propinsi ini dapat dilakukan dari Jakarta, Surabaya, maupun Bali. Tersedia juga layanan kereta api dan jalan raya bagi yang memilih transportasi lewat darat.
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang relatif kecil dan sempit, tetapi kaya akan seni dan budaya yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Itulah sebabnya sebagian orang mengakui bahwa Yogyakarta merupakan tempat lahirnya budaya Jawa.
Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam.

Kaliurang

Obyek Wisata Kaliurang Yogyakarta
Jika anda mencari tempat liburan yang bernuansa kesejukan dan keindahan alam, mungkin anda bisa mencoba mengunjungi obyek wisata Kaliurang di Yogyakarta. Ada beberapa tempat yang memberikan sisi keindahan yang berbeda- beda. Kaliurang sendiri berbentuk seperti sebuah komplek yang sisi kanan dan kirinya masih dikelilingi hutan yang begitu luas dan indah. Ada sebuah tempat dimana kita bisa memandang keindahan Kaliurang, yaitu gardu pandang yang hanya terpisah dari Dusun Kemiri oleh sungai Boyong.

Masih disekitar Kaliurang ada tempat lain yang cukup indah dan pantas dikunjungi yaitu kali kuning. Disana anda dapat berjalan jalan menyusuri sungai kecil yang jernih dan bersih. Terkadang kita tidak akan merasa lelah ketika kita berjalan jalan di tempat seperti itu. Atau jika anda ingin melihat bekas larva 2007, anda bisa mampir di kaliadem. Disana anda akan disuguhi pemandangan berupa bekas keperkasaaan merapi berupa sungai besar yang tertutupi pasir ( bekas erosi merapi).
Daerah Kaliadem dulunya merupakan daerah wisata sungai yang menjanjikan keindahan dan keasrian alam pegunungan dengan aliran air sungai yang jernih dan dingin. Kini daerah wisata Kaliadem tersebut telah berubah nama menjadi daerah wisata LAVA TOUR ex-Kaliadem. Akibat letusan gunung Merapi kala itu, daerah ini tertimbun dengan material Lava gunung Merapi.
Banyak rumah-rumah tertimbun material Lava tersebut, dan daerah Kaliadem ini pun bagaikan hilang tenggelam dikubur Lava. Meskipun begitu, kita tetap bisa berkunjung ke sana untuk bisa mengetahui jejak-jejak aliran Lava Merapi dengan latar belakang Gunung Merapi yang nampak begitu eksotik. Keadaan di sana pun tetap dibiarkan apa adanya sejak kejadian meletusnya gunung Merapi tersebut.
Untuk bisa mengakses daerah Lava Tour ini, kita diwajibkan membayar 5000 rupiah per orang. Selain itu di sini juga tidak terdapat banyak fasilitas-fasilitas obyek wisata pada umumnya, semua benar-benar dari alam. Obyek wisata Kaliurang merupakan daerah lereng merapi, oleh karena itu obyek wisata yang satu ini merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki hawa dingin dan sejuk. Bisa dikatakan Kaliurang ini merupakan “PUNCAK”-nya kota Yogyakarta, dengan lokasi yang cukup dekat, hanya sekitar 40-60 menit perjalanan dari kota Yogyakarta.
Keunikan dari Kaliurang yang lain adalah, di sini jalan-jalan raya (aspal) yang bisa dilalui oleh mobil terdapat banyak cabang yang semuanya saling terhubung antara satu sama lainnya, sehingga kita bisa menghabiskan waktu dengan sekadar memutari jalan-jalan di daerah wisata ini. Selain itu, di sini juga banyak terdapat villa-villa maupun penginapan dengan harga yang variatif, mulai dari 40 ribuan hingga ratusan ribu per malam, tergantung fasilitas dan lokasi yang ditawarkan.

Kraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta adalah obyek utama di Kota Yogyakarta. Bangunan Bersejarah yang merupakan istana dan tempat tinggal dari Sultan Hamengku Buwana dan keluarganya ini berdiri sejak tahun 1756. Kraton Yogyakarta dengan segala adat istiadat dan budayanya menjadi ruh kehidupan masyarakat Yogyakarta. Kraton Yogyakarta juga menjadi obyek wisata utama di Kota Yogyakarta baik dari sisi peninggalan bangunannya maupun adat istiadat yang ada di dalamnya. Di Kraton Yogyakarta di samping dapat dinikmati keindahan masa lalu melalui arsitektur bangunannya, dapat juga dinikmati kesenian tradisional yang disajikan setiap harinya di Bangsal Manganti. Saat ini Kraton Yogyakarta ditempati oleh keluarga Sultan Hamengku Buwana X yang menjadi raja sekaligus gubernur di Yogyakarta.

Abdi Dalem Kraton Yogyakarta

Abdi dalem ini identik dengan sorjan yang dipakainya. Dalam acara tertentu terutama ketika ada acara yang menyangkut budaya Yogyakarta, para abdi dalem pasti akan terlihat berbeda dengan warga biasa. Ynag membedakan itu adalah surjan yang dipakainya.

Kamis, 17 November 2011

Kegiatan Kesenian Angguk Kipas



Peringatan berdirinya Keraton Yogyakarta digelar di TMII

 Peringatan berdirinya Keraton Yogyakarta atau "Hadeging Nagari Ngayogyakarta" ke-264 tahun 2011 bakal digelar di anjungan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Minggu 13 November 2011.
"Salah satu kegiatan untuk mendukung acara tersebut adalah `Gelar Seni Budaya Yogyakarta` yang menampilkan kirab dan pagelaran seni dari prajurit kraton, prajurit pakualaman dan kesenian dari kabupaten/kota se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Kepala Bidang Kesenian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman Edy Winarta, Kamis.

Menurut dia, dalam kesempatan tersebut kontingen Kabupaten Sleman akan menampilkan tarian garapan dengan judul "Greget Kuntul" dari Dusun Kemiri, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.

"Kontingen Sleman tersebut melibatkan sebanyak 45 orang yang terdiri atas 14 penari, 18 bregada prajurit (pasukan tradisonal), 10 pemusik dan dua orang pendamping," katanya.

Ia mengatakan, tarian garapan berjudul "Greget Kuntul" berpijak pada kesenian tradisional "Angguk Kipas" yang pada saat ini berkembang di dusun Kemiri, Purwobinangun Pakem.


"Angguk Kipas merupakan seni tradisional kerakyatan yang bernapaskan agama Islam yang dikembangan masyarakat yang berasal dari Dusun Kemiri Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta" kata Parjiono selaku tokoh masyarakat setempat.

Parjiono mengemukakan, seni pertunjukan ini pada awalnya hanya dimainkan oleh beberapa anak muda laki-laki yang menari dan menyanyi.

"Namun pada perkembangannya saat ini para gadis juga mulai turut berperan dan banyak yang tertarik untuk ikut menari dan menyanyi," katanya.

Ia mengatakan, untuk instrumen musik yang banyak digunakan adalah terbang, kendang, jidor yang disertai dengan syair-syair nyanyian dari Kitab Barzanji.